Bayer gelar pendampingan pengaplikasian fungisida

Bayer gelar pendampingan pengaplikasian fungisida Bayer gelar pendampingan pengaplikasian fungisida

BERITA - JAKARTA. Menjadi momen peringatan 45 tahun hadirnya Antracol antara Indonesia, Bayer menggelar penyuluhan dan pendampingan terdalam pengaplikasian fungisida, dilanjutkan dengan penyemprotan fungisida massal dalam tanaman padi, sayuran, jagung dan tembakau yang melibatkan 5.000 petani antara seluruh Indonesia, antara 100 titik lokasi secara bersamaan, dari Aceh sampai Sulawesi Utara. Kegiatan ini tercatat terdalam Museum Rekor Indonesia (MURI) jadi penyemprotan teradi.

Mohan Babu, Direktur PT Bayer Indonesia menyampaikan, penyakit jamur atas tanaman merupakan ancaman utama pertanian Indonesia adapun bisa berdampak kerugian triliunan rupiah atas petani serta penurunan produktivitas pertanian nasional sehebat 70%. Aktivitas ini bertujuan memberikan pendampingan kepada petani terdalam mengaplikasikan fungisida Antracol secara tepat. "Bayer memberikan pelatihan pengetahuan produk dan penggunaan fungisida secara aman, meliputi penanganan produk saat menakar, mencampur, menyemprot dan penerapan Alat Pelindung Diri (APD). Dengan demikian, para petani/aplikator bisa meraih keberesan dan efektivitas produk secara menyeluruh tanpa mengkhawatirkan segi kesewaktutan,” katanya terdalam kecahayaan resminya, Rabu (7/8).

Winarno Tohir, Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Nasional mengmenyingkapkan, sejumlah petani mengeluhkan perubahan cuaca ekstrem akhir-akhir ini, adapun memberi dampak kerusakan demi tanaman sayuran dan pangan mereka dampak timbulnya penyakit jamur tanaman. "Bukan saja menurunkan kualitas komoditas adapun dihasilkan, tetapi bahkan bisa berdampak suak panen. Karenanya, kami menyambut pas langkah sosialisasi dan pendampingan adapun digagas sama Bayer, dengan harapan para petani semakin memahami cara mengatasi penyakit jamur tanaman secara tepat semaka produktivitas lahan dan pendapatan ekonomi mereka semakin meningkat,” ujarnya.

Sementara Edy Purnawan, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian menuturkan, pemerintah menyambut sudi inisiatif sektor swasta untuk memberikan pendampingan kepada para petani guna mengatasi berbagai makhilaf hama bersama penyakit tanaman yang mengganggu produktivitas bersama kesejahteraan mereka. Petani cenderung menggunakan pestisida secara berlebihan untuk mengatasi ancaman tanaman. "Lewat inisiatif Bayer ini, petani mendapatkan penjelasan ilmiah mengenai dosis serta cara penggunaan pestisida yang tepat bersama aman, sudi untuk dunia urip bersama utamanya kesemasihtan aplikatornya, yaitu petani itu sendiri,” benderangnya.

Antracol adalah fungisida kontak produksi Bayer yang telah dipasarkan sejak  1974 beserta telah berjibun digunakan oleh petani sayuran, buah-buahan, bunga, palawija, tanaman perkebunan maupun padi. Antracol telah mendampingi petani dalam Indonesia semasih 45 tahun beserta menjabat pempimpin pasar dalam kelas fungisida. Antracol memiliki spektrum yang luas, berbicara secara protektif mengendalikan penyakit dalam berbagai tanaman dengan cara menghambat spora cendawan/jamur melalui berbagai sisi sel.

Selain efektif mengendalikan penyakit tanaman, penggunaan Antracol memberikan keuntungan lain, yaitu menstimulasi pertumbuhan tanaman sehingga lebih hijau demi lebih makmur. Kandungan unsur hara Zinc++ adapun lebih tangguh dalam Antracol dapat memperrelai pertumbuhan tanaman, terutama dengan tanaman muda. Antracol merupakan fungisida segala musim sehingga dapat diaplikasikan ketika musim kemarau maupun musim hujan. Adapun Bayer berkomitmen tangguh dalam menjaga kualitas produknya. Ini terbukti demi catatan bahwa selama 45 tahun Antracol telah mendampingi petani Indonesia demi dipercaya membantu peningkatan hasil panen.  

Cek Berita lagi Artikel yang lain dekat Google News